Kira-kira pada abad ke XV masehi berdirilah
suatu kerajaan Hindu yang disebut "SINDANGKASIH" (kini hanya sebuah
desa yang terletak disebelah tenggara ibu kota Majalengka, kira-kira 3
km di luar kota ).
Kerajaan itu diperintah oleh seorang ratu
yang cantik molek dan sangat sakti serta fanatik terhadap agama yang
dipeluknya. Ratu tersebut bernama NYI RAMBUTKASIH (Nyi ambetkasih).
Sebagian daerahnya terdiri dari hutan rimba yang membujur ke arah utara
dan selatan. Konon kabarnya dalam hutan itu bukan pohon jati yang
banyak, akan tetapi penuh dengan pohon maja. Batangnya lurus-lurus dan
tinggi-tinggi, tetapi daunnya kecil-kecil dan pahit, dan mempunyai
khasiat untuk mengobati penyakit dalam. Buahnya mirip dengan buah
kawista tetapi kulitnya lunak, isinya kalau sudah matang berwarna ke
kuning kuningan dan enak dimakan. Rasanya hampir sama dengan ubi jalar
jenis nirkum yang dibakar.
Konon cirebon pernah terserang penyakit demam yang sangat hebat dan
banyak korban. Sunan Gunung Jati karena seorang yang agung selalu
waspada, telah mengutus putranya yang bernama pangeran Mohammad untuk
pergi mencari pohon maja ke daerah kerajaan sindangkasih, guna ramuan
obat penyembuh bagi rakyatnya (cerita lain yang diutus itu bernama ki
Gede Surya).
Pangeran Mohammad berangkat menuju kerajaan Sindangkasih, disertai
istrinya yang bernama Nyi Siti Armilah yang diserahi pula tugas untuk
menbantu suaminya dan ikut menyebarkan Agama ISLAM.
Pada saat itu cirebon telah diperintah oleh seorang Guru besar ISLAM
yang bernama FATAHILLAH, yaitu seorang wali yang kemudian disebut SYARIF
HIDAYATULLAH atau sunan gunung jati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar